
Tahun ini adalah tahun ke 28 KLa Project berdiri. Dikatakan oleh sang keyboardist, Adi, perpaduan ini merupakan salah satu gairah KLa dalam bermusik.
"Saya dan temen-temen selalu semangat, mencari dan mendalam. Kita manggung terus tapi konsep aransemennya gak itu-itu aja. Karena kita seniman maka gairahnya gak pernah padam. Ide, passion dan gagasan kalau gak ada wadahnya percuma. Setelah 3 tahun, timbul gagasan untuk bikin etnik musik. Terus terang ini kita berani aja. Sekarang kerangka itu udah jalan," ucap Adi saat ditemui di Red Lounge, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (2/11).
Lilo, sang gitaris, menyatakan bahwa hal yang dilakukan oleh KLa tergolong tak mudah. Namun, ia yakin bahwa sajian ini nanti akan menghibur para penonton. Ya, di sini Kanton, Lilo dan Adi akan masuk mendalami musik tradisional Indonesia yang akhirnya membuat mereka amaze.
"Kita masuk ke musik tradisional, bukan tradisional yang ngikutin kita. Di situ tantangannya," kata Katon. "Ternyata Indonesia kaya banget musiknya, malah banyak ide-ide baru yang gak kita tahu. Yang begitu dibunyikan kaya. Itu gak ada di keyboard dan gitar. Ini menyenangkan sekali konser kali ini," timpal Adi.
Untuk lagu yang dimainkan selama dua jam konser, Adi menyatakan bahwa KLa tak akan hanya fokus taste of art-nya saja, tapi juga sisi entertain. "Ini adalah etnik pop konser. KLa tidak bisa lepas dari akarnya juga. Tapi tantangannya memasukkan unsur ini. Ini konser hiburan tapi ada etnik. Ada (lagu) yang gak etnik dan bener-bener etnik," pungkas Adi.
Harga tiket dibanderol sesuai dengan kelas. Rp 2.250.000 untuk Platinum, Rp 1.700.00 untuk Gold, Rp 1.100.000 untuk Silver, dan Rp 500.000 untuk Bronze.
0 komentar:
Posting Komentar